-->

Monday, February 27, 2012

الحمد لله الذى جعل شهر المحرم أول السنين والشهور, أحمده سبحانه وتعالى حمد عبد شكور , وأشهد أن لااله الاالله وحده لاشريك له شهادة تكون لنا ذخرا عند عزيز الغفور, وأشهد أن محمدا عبده ورسوله أرسله رحمة للعالمين. اللهم صل وسلم وبارك على عبدك ورسولك النبي الأمي سيدنا محمد وعلى اله وصحبه وعلى جميع الانبياء والمرسلين واتبعهم اجمعين عدد ما بين السموات والأرضين – أما بعد  



Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah
Hidup, mati, jodoh dan rizqi ada di tangan Allah swt, manusia hanya memiliki hak berikhtiar atasnya. Namun segala keputusan ada di tangan-Nya. Dari keempat hal tersebut (hidup, mati, jodoh dan rizqi) manusia seringkali lebih disibukkan dengan urusan rizqi. Dibandingkan tiga hal yang lainnya. Maklumlah hidup masih dinikmati, udara masih bisa disedot kedalam rongga dada lalu dikeluarkan kembali tanpa harus membeli. Mati terasa berada jauh sekali, hamper tiada yang tahu pasti kapan ia akan tiba. Sedangkan jodoh tinggal menjalani.
Oleh karena itulah kebanyakan manusia akan merasa sedih jika dijauhi rizqi dan merasa senang jika dihibur dengan rizqi. Banyak orang yang berubah menjadi manusia religius ketika berada dalam kesusahan. Rajin berdo’a, beribadah, tawakkal dan rajin bersedekah meskipun sedikit. Namun sebaliknya, ketika manusia berada dalam kelonggaran, ia akan mengurangi keintimannya dengan Yang Maha Kuasa, bahkan seringkali lupa dengan doa yang sering dibaca ketika kesusahan menimpanya. Jika dimasa susah sholat berjamaah menjadi kebutuhan, maka ketika longgar sholat berjamaah menjadi  gangguan. Ketika dimasa susah sholat maghrib begitu khusuknya, dan ketika longgar sholat magrib sesempatnya. Naudzubillah min dzalik. Seoah-olah harta benda dan duniawi adalah segalanya.

Jama’ah yang dimuliakan Allah
Dengan demikian perlu kiranya kita mengkaji ulang. Benarkah dunia itu harus selalu dikejar? Padahal dunia semakin dikejar semakin akan menjauhi kita. Ketika seorang mempunyai rumah, maka ingin ia lengkapi dengan mobil mewah. Ketika keduanya telah serasi, manusia inginkan renovasi. Ketika renovasi usai maka perlu tambah mobil lagi dan seterusnya. 

Seperti biasanya, hari itu Ali bin Abi Thalib pulang lebih sore menjelang asar. Fatimah binti Rasulullah menyambut kedatangan suaminya yang sehari suntuk mencari rezeki dengan sukacita. Siapa tahu Ali membawa uang lebih banyak karena kebutuhan di rumah makin besar. 

Sesudah melepas lelah, Ali berkata kepada Fatimah. "Maaf sayangku, kali ini aku tidak membawa uang sepeserpun."Fatimah menyahut sambil tersenyum, "Memang yang mengatur rezeki tidak duduk di pasar, bukan? Yang memiliki kuasa itu adalah Allah Ta'ala." "Terima kasih," jawab Ali. Matanya memberat lantaran istrinya begitu tawakal. Padahal persediaan dapur sudah ludes sama sekali. Toh Fatimah tidak menunjukan sikap kecewa atau sedih.

Ali lalu berangkat ke masjid untuk menjalankan salat berjama'ah. Sepulang dari sholat, di jalan ia dihentikan oleh seorang tua. "Maaf anak muda, betulkah engkau Ali anaknya Abu Thalib?" Áli menjawab heran. "Ya betul. Ada apa, Tuan?''

Orang tua itu merogoh kantungnya seraya menjawab, "Dahulu ayahmu pernah kusuruh menyamak kulit. Aku belum sempat membayar ongkosnya, ayahmu sudah meninggal. Jadi, terimalah uang ini, sebab engkaulah ahli warisnya." Dengan gembira Ali mengambil haknya dari orang itu sebanyak 30 dinar.

Tentu saja Fatimah sangat gembira memperoleh rezeki yang tidak di sangka-sangka ketika Ali menceritakan kejadian itu. Dan ia menyuruh membelanjakannya semua agar tidak pusing-pusing lagi merisaukan keperluan sehari-hari.
Ali pun bergegas berangkat ke pasar. Sebelum masuk ke dalam pasar, ia melihat seorang fakir menadahkan tangan, "Siapakah yang mau menghutangkan hartanya untuk Allah, bersedekahlah kepada saya, seorang musafir yang kehabisan bekal di perjalanan." Tanpa pikir panjang lebar, Ali memberikan seluruh uangnya kepada orang itu.
Read More..

Delapan Wasiat Rosulullah SAW

ان الحمد لله الذى أرسل رسوله بالهدى ودين الحق ليظهره على الدين كله. أرسله بشيرا ونذيرا وداعيا الى الله باذنه وسراجا منيرا. أشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له. شهادة اعدها للقائه ذخرأ. واشهد ان محمدا عبده و رسوله. ارفع البرية قدرا. اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى أله وأصحابه وسلم تسليما كثيرا. أما بعد. فياأيها الناس اتقوالله حق تقاته ولاتموتن الا وأنتم مسلمون.
Ma’asyiral Musilimin Rahimakumullah

Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah Yang Maha Indah yang ke-indahannya tak pernah menyusut walau dibagi kepada seluruh warga jagad raya. Keindahan inilah yang membuat manusia betah berada di dunia dan enggan meninggalkannya. Semoga kita semua senantiasa diberi kesadaran bahwa keindahan di dunia ini hanyalah sementara. Dan tidak menjadikanya sebagai orientasi dan tujuan dalam hidup ini اللهم لا تجعل الدنيا أكبر همي ولا مبلغ علمي

Hadirin Jamaa’ah Jum’ah yang dirahmati Allah

Potongan do’a di atas nampaknya sangat relevan dalam kehidupan kita sekarang ini. Do’a pengharapan kepada-Nya agar senantiasa memberikan petunjuk kepada kita, supaya tidak menjadikan dunia se-isinya sebagai cita-cita dalam kehidupan dan orientasi dalam ilmu pengetahuan. Karena cita-cita dan ilmu pengetahuan hendaknya digunakan untuk meniti jalan menuju kepada-Nya, bukan mengabdi kepada dunia.

Namun, realita sungguh berbeda. Kehidupan di sekitar kita akhir-akhir ini menunjukkan arah yang berlawanan. Lihatlah telah muncul istilah Orang Kaya Baru di sekitar kita. Manusia-manusia luar biasa yang dengan bersusah payah dan penuh perjuangan, sampai pada taraf hidup yang menakjubkan. Mereka telah meninggalkan garis kemiskinan untuk beranjak pada tingkat kehidupan dengan penuh kemewahan.
Tidak, khutbah ini tidak untuk membincang mereka atau menyirami penyakit hasud dalam hati, sehingga menjadi lebih subur. Namun, hendak mengingatkan bagaimanakah sebaiknya kita menyikapi perubahan itu. Karena dunia dan seisinya adalah cobaan bagi manusia.
Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah 

Di suatu waktu Rasulullah saw. berbincang dengan hangat bersama Abu Dzar al-Ghifari. Hingga pada suatu saat, al-Ghifari berkata kepada Nabi S.a.w, "Ya Rasulullah, berwasiatlah kepadaku." Beliau bersabda, "Aku wasiatkan kepadamu untuk bertaqwa kepada Allah, karena ia adalah pokok segala urusan." 
Memang benar taqwa adalah pangkal segalanya. Seperti firman-Nya:  إن أكرمكم عند الله اتقاكم

Namun taqwa itu bagaikan konsep teoritis yang harus diterjemahkan biar mudah untuk diraih. Bagi kaum awam, taqwa itu cukup sulit untuk diaplikasikan dalam kehidupan. Bagaimanakah caranya mengikat hati dalam ketaqwaan kepada Allah swt? Sedangkan hati kita sering tersangkut dalam kepentingan-kepentingan duniawi? Bagaimanakah caranya? Rasulullah tidak menerangkan tentang hal ini, dan Abu Dzarpun tidak menanyakannya. Mungkin bagi dia taqwa adalah perkara yang jelas. Namun marilah kita ikuti percakapan beliau selanjutnya.

Lalu Abu Dzar pun kembali bertanya kepada Rasulullah "Ya Rasulallah, tambahkanlah wasiat apalagi yang penting setelah taqwa.".


Rasulullah saw menjawab "Hendaklah engkau senantiasa membaca Al Qur`an dan berdzikir kepada Allah azza wa jalla, karena hal itu merupakan cahaya bagimu dibumi dan simpananmu dilangit." 


Ingatlah kita pada do’a khatmil Qur’an yang sangat masyhur

اللَّهُمَّ ارْحَمْنَا بِالْقُرْآنِ, وَاجْعَلْهُ لَنَا إِمَامًا وَنُوْرًا وَهُدًى وَرَحْمَةً, اللَّهُمَّ ذَكِّرْنَا مِنْهُ مَا نَسِيْنَا, وَعَلِّمْنَا مِنْهُ مَا جَهِلْنَا, وَارْزُقْنَا تِلاَوَتَهُ آنَآءَ اللَّيْلِ وَأَطْرَافَ النَّهَارِ, وَاجْعَلْهُ لَنَا حُجَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

Keduanya bagaikan deposito bagi diri kita, bunganya dapat dipergunakan untuk menerangi perjalanan kita di dunia, sedangkan tabungannya adalah kekayaan yang dapat mengamankan kehidupan di akhirat nanti.


Abu Dzar merasa masih ada hal lain yang hendak disampaikan Nabi Muhammad saw. iapun berkata meminta "Ya Rasulullah, tambahkanlah.".
Rasulullah menjawab "Janganlah engkau banyak tertawa, karena banyak tawa itu akan mematikan hati dan menghilangkan cahaya wajah." 

Tertawa adalah hal yang kelihatan sangat sepele, tetapi Rasulullah saw melihat itu sebagai sesuatu yang memiliki dampak psikologis dalam jiwa manusia. Karena kebanyakan manusia ketika tertawa akan melupakan segala kewajiban sebagai seorang hamba. Hal ini berbeda dengan model tertawa Rasulullah saw seperti yang diterangkan dalam sebuah hadits Abdullah bin al Harits yang mengatakan, ”Tertawanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hanya sekedar senyum." (HR. Tirmidzi) Dan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, "Senyummu kepada saudaramu merupakan sedekah.” (HR. Tirmidzi)
Kalau demikian, apa maksud stasiun televise berbondong-bondong menghadirkan acara humor, lawak ataupun dagelan? Bukankah itu sama artinya sebuah usaha pembodohan? Ataukah hanya sekedar relaksasi dari kejenuhan hidup ini? Entahlah, yang Jelas Rasulullah telah berwasiat demikian. Saya rasa kepercayaan kita kepada Nabi Muhammad saw, jauh mengatasi dari pada berbagai produser acara di televise.

Sebagai muslim yang penuh kehati-hatian dan ingin tahu Abu Dzar pun melanjutkan pertanyaanya kembali "lalu apa lagi ya Rasulullah.?" 
Rasulullah saw pun menjawab "Hendaklah engkau pergi berjihad karena jihad adalah kependetaan ummatku." 

Bagaimanakah maksud jihad sebagai kependetaan? Bukankah jihad itu kepahlawanan? Inilah yang perlu pemahaman mendalam. Kalimat ini sangat padu dengan apa yang pernah disabdakan oleh  Rasulullah saw bahwa jihad terbesar adalah melawan hawa nafsu "Kita baru saja kembali dari jihad kecil menuju jihad yang besar. Para sahabat bertanya, "Apa jihad besar itu?, Nabi SAW menjawab, "Jihaad al-qalbi (jihad hati).' Di dalam riwayat lain disebutkan jihaad al-nafs". (lihat Kanz al-'Ummaal, juz 4/616; Hasyiyyah al-Baajuriy, juz 2/265).


Masih ada lagi selain itu, karena Abu Dzar kembali meminta "Lagi ya Rasulullah?" 

rasulpun menjawab "Cintailah orang-orang miskin dan bergaullah dengan mereka." 

Read More..

Tuesday, February 14, 2012

Hukum Merayakan Hari Valentine

Pro-kontra perayaan valentine day antara ummat Islam khususnya dan semua orang pada khususnya. bagi mereka yang beragama Non-Islam maka sama sekali tidak ada masalah dan bukan cakupan kita (sebagai seorang muslim) untuk memerintahkan mereka atau melarang. dengan kata lain terserah mereka apa yang ingin mereka lakukan.

Pro Kontra akan lebih komplek lagi ketika permasalahan ini diangkat diantara orang-orang muslim pada umumnya. ada yang mengatakan boleh-boleh saja merayakan valentine day dengan alasan apa jeleknya merayakan valentine day. bagi mereka yang menentang maka tidak boleh ikut merayakan valentine day dengan alasan itu bukan dari ajaran Islam.

Coba pikirkan, dalam masalah ini kita berbicara sebagai seorang muslim. pertama yang menjadi dasar kita dalam hidup ini adalah Al-Qur'an dan As-Sunnah. apa itu As-Sunnah? As-Sunnah adalah apa-apa yang datang dari Nabi -sholallahu 'alaihi wasallam- dari perkataan, perbuatan, diamnya beliau akan suatu perbuatan (tidak melarang dan tidak memerintah) dan sifat baik dari fisik ataupun akhlaq.

Allah berfirman :

وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Artinya : " Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya." (QS Al-Hasyr : 7)

Juga berfirman :


قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Artinya : "Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS Al-Imran : 31)

Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bersabda pada haji wadaa' :


وَقَدْ تَرَكْتُ فِيكُمْ مَا لَنْ تَضِلُّوا بَعْدَهُ إِنْ اعْتَصَمْتُمْ بِهِ كِتَابُ اللَّهِ

Artinya : "Dan aku telah meninggalkan sesuatu bagimu maka kamu tidak akan tersesat selamanya jika kamu berpegang padanya yaitu : kitab Allah (Al-Qur'an)." (HR Muslim)

Dan masih banyak lagi dasar-dasar yang mewajibkan kita untuk perpagang teguh pada Al-Qur'an dan As-Sunnah. singkat kata, dasar pegangan kita dalam hidup adalah Al-Qur'an dan As-Sunnah.

Ketika perayaan valentine day sama sekali tidak pernah dilakukan oleh Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- dan para sahabatnya maka perayaan tersebut tidak boleh atau haram dilakukan oleh seorang muslim.

Allahu a'lam

Source: artikelislami.com
Read More..

Template by:
Free Blog Templates